Ada banyak hal seputar homoseksualitas yang tidak lebih dari sebuah mitos, mitos yang paling utama, misalnya, adalah perilaku homoseksualitas itu alami atau bersifat genetis. Padahal, pada faktanya, perilaku homoseksual tidaklah alami dan tidak juga bersifat genetis.

Senada dengan itu, perilaku homoseksual pada kenyataannya tidak muncul sejak lahir. Banyak orang terjebak dalam homoseksualitas karena pernah dilecehkan dan diperkosa. Mereka yang menjadi korban sodomi, pada akhirnya benar-benar menjadi homoseks, dan tidak sedikit yang kemudian menjadi pelaku kejahatan seksual.

Sebagaimana paparan seorang spesialis penyakit kulit dan kelamin, dr. Dewi Inong Sp.KK, dalam seminar “Reformulasi KUHP Delik Kesusilaan dalam Bingkai Nilai-nilai Keindonesiaan” di Senayan, Jakarta (26/09/2016). Dewi menjelaskan, “Homoseksualitas itu tidak genetis. Orang yang tadinya disodomi secara paksa pada akhirnya bisa merasakan kenikmatan juga, karena saat disodomi itu prostatnya terangsang. Jadi yang disodomi pun bisa ejakulasi juga. Itulah sebabnya mereka malah jadi kecanduan. Ini bukan persoalan genetika!” ujar Dewi.

Alih-alih mencegah bertambahnya korban, mitos seperti ini justru akan menyuburkan perilaku homoseksual yang tentu membahayakan si pelaku. Apalagi, perilaku sodomi jauh lebih mudah menularkan HIV ketimbang hubungan seks yang normal.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here